Iya, roti ini adalah salah
satu roti favorit saya. Tentu saja saya menyukainya karena beberapa hal yang
biasa namun sebenarnya punya makna luar biasa jika kita lihat kembali. Ada apa
dengan rotiboy? Kenapa banyak konsumen tidak urung untuk membeli roti ini? Apa yang
menggoda dari roti ini?
Aroma tersebut bahkan bisa tercium dari jarak yang cukup jauh dari toko
Rotiboy. Dapur tempat pembuatan roti dibuat dekat dengan konsumen agar konsumen
dapat langsung mencium aroma roti yang nikmat sesaat setelah roti dikeluarkan
dari oven.
Uniknya aroma roti yang dihasilkan
setiap toko Rotiboy memiliki kesamaan, hal ini menimbulkan satu ciri yang
membedakan Rotiboy dengan toko roti yang lain, aroma ini membuat konsumen lebih
mudah mengingat Rotiboy. Menurut Gobe (2001), penggunaan aroma yang
direncanakan dengan baik akan mendorong penjualan.
Warna Kuning yang Menggoda
Warna khas Rotiboy adalah
kuning. warna kuning mampu membuat lapar,
warna kuning adalah warna yang mencolok dan menarik perhatian, warna kuning
mampu membuat mereka lebih mudah mengingat Rotiboy. Hal ini selaras dengan
pendapat Suratna dan Pujiastuti bahwa warna dapat mengaktifkan pikiran, memori
dan persepsi tertentu (Suratna & Pujiastuti, 2008). Warna yang dipilih
secara tepat mengidentifikasikan logo, produk, tampilan merek, serta merangsang
ingatan yang lebih baik terhadap merek (Gobe, 2001).
Menurut Singh (2006), warna
kuning digunakan oleh makanan cepat saji untuk mendapatkan perhatian pelanggan,
meningkatkan nafsu makan konsumen, dan mendorong mereka untuk makan. Cimbalo
dkk, menguji hubungan antara warna dan emosi, dan menunjukkan bahwa warna kuning,
oranye, dan biru sebagai warna bahagia (Singh, 2006).
Aroma
Pengalaman
pancaindera yang berkaitan dengan indera penciuman dapat diperoleh konsumen
melalui aroma yang diciptakan oleh Rotiboy. Konsumen menyukai aroma yang dimiliki
oleh Rotiboy, Rotiboy memiliki aroma yang sedap dan sering kali membuat mereka
tergoda untuk membeli Rotiboy. Kemampuan aroma Rotiboy membuat konsumen tersebut
tergoda untuk kembali membeli Rotiboy dikarenakan adanya proses belajar, dimana
konsumen tersebut telah memiliki pengalaman mengkonsumsi dan merasakan rasa
Rotiboy, sehingga setiap kali mencium aroma khas Rotiboy mereka akan langsung
terbayang dengan rasa Rotiboy yang enak, hal itulah yang membuat mereka tergoda
untuk kembali membeli Rotiboy hanya dengan mencium aroma Rotiboy saja.
Proses pengulangan melalui
aroma yang diciptakan Rotiboy sesuai dengan konsep Classical Conditioning. Pendekatan
classical conditioning berpendapat bahwa organisme termasuk manusia
adalah bentuk yang pasif yang dapat dipertunjukkan sejumlah stimuli secara
berulang- ulang. Hingga akhirnya stimuli tersebut terkondisikan dan manusia
pasti akan menunjukkan respon yang sama untuk stimuli tersebut.
Prinsip
rangsangan penciuman dalam mempengaruhi perilaku seseorang adalah sebagai
berikut, konsumen memahami hubungan antara produk tertentu dengan bau melalui
belajar dan mengalaminya. Hal tersebut dibangun oleh respons biologis dan
prinsip pengkondisian klasik melalui proses pengulangan, rangsangan penciuman
dapat mempengaruhi sikap seseorang secara langsung. Secara tidak sadar
informasi dari organ penciuman dapat mempengaruhi perilaku seseorang melalui
hipotalamus yang mengontrol saraf otonom dan sistem endokrin (Oh & Kim,
2009).
Informasi semacam ini akan
tersimpan dalam alam bawah sadar dan ketika mereka mencium aroma yang sama di
lain waktu, mereka akan terpicu kembali ke restoran tersebut (Ferrinadewi,
2008). Aroma atau bau tertentu dapat mempengaruhi emosi apakah itu rasa suka,
rasa sebal, atau bahkan perasaan tenang. Pemasar dapat memanfaatkan stimuli bau
ini sebagai diferensiasi produk, mempengaruhi perasaan, dan perilaku konsumen
(Setiadi, 2003).
Oleh
karena itu, rotiboy selalu menjadi pilihan di setiap kesempatan yang ada. Tidak
ada salahnya anda mencoba.
No comments:
Post a Comment