Pembangunan proyek
reklamasi Teluk Jakarta dari awal sudah menuai pro kontra. Pakar dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri
Institut Teknologi Bandung (ITB), Hernawan Mahfudz menyampaikan, proyek
reklamasi dibutuhkan sebagai kawasan baru untuk pemerataan pembangunan serta
kependudukan. Menurut Hernawan, pembangunan proyek reklamasi memang
dapat meningkatkan terbukanya lapangan kerja baru. Mengambil dari data Badan
Pembangunan Daerah DKI, reklamasi akan mampu menyerap hingga 1,2 juta tenaga
kerja.
source: republika.co.id |
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menantang pihak yang kontra atau menolak proyek reklamasi Teluk Jakarta, untuk membuktikan secara ilmiah kesalahan proyek tersebut. Luhut mengaku sedang mempersiapkan satu diskusi yang akan mengundang berbagai pihak, antara lain Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan, serta penentang proyek reklamasi untuk membahas proyek tersebut.
Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, pencabutan
moratorium reklamasi yang dilakukan sudah sesuai dengan kajian yang ada.
Ia bilang, hal tersebut sudah berdasarkan atas Surat Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
"Kami mencabut karena sudah semua mereka (pengembang) penuhi. Studi
itu juga sudah kita
lakukan kesekian kali. Misalnya rekayasa listrik, gimana
caranya biar enggak panas. Ini yang terlibat banyak, Korea, Belanda, Jepang,
PLN, Pertamina. Jadi tak ada alasan lagi kenapa harus tidak dicabut," kata
Luhut di Kantor Kemko Maritim, Selasa (17/10/2017).
Seperti
yang dilansir di laman republika.co.id, bahwa Teluk Jakarta butuh di restorasi,
bukan reklamasi. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli oseanografi
Institut Pertanian Bogor (IPB), Alan Frendy Koropitan yang menyatakan bahwa,
yang dibutuhkan Teluk Jakarta adalah restorasi, bukan reklamasi pulau agar
perekonomian bisa tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan agar jika
wilayah Teluk Jakarta direstorasi maka bisa menumbuhkan roda ekonomi baru.
Lebih lanjut, ia juga menyatakan bisnis perikanan tangkap, perikanan budidaya
dan pariwisata bisa hidup kembali dan memiliki nilai berkelanjutan jika wilayah
Teluk Jakarta direstorasi. "Itu tidak akan secara ekonomi dengan
(keuntungan) reklamasi," katanya.
Alan
menegaskan reklamasi merupakan proses mengembalikan lahan yang telah mengalami
penurunan muka tanah sehingga menjadi daratan yang bisa dimanfaatkan untuk
kehidupan.
Ia juga menerangkan bahwa melalui kajian Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012
disebutkan bahwa keberadaan 17 pulau reklamasi akan menghambat kecepatan arus.
Hal ini akan berdampak pada kemampuan teluk untuk mencuci material sekitar
pesisir secara alami akan berkurang. Akibatnya, proses pengenceran sedimen,
logam berat dan bahan organik akan semakin lama.
source: republika.co.id |
Kondisi ini tidak menguntungkan karena akan mengakibatkan peningkatan sedimentasi di pesisir dan muara sehingga berpotensi terjadi penyumbatan dan meningkatkan banjir di daratan. Disamping itu, rendahnya kandungan oksigen di pesisir dapat mengakibatkan aktivitas bakteri untuk menguraikan limbah organik menurun yang mengakibatkan terjadi pembusukan dan meningkatnya kandungan logam berat karena perlambatan arus.
Source: http://news.liputan6.com,
http://nasional.republika.co.id, http://www.tribunnews.com
No comments:
Post a Comment