Monday, May 2, 2016

BUDAYA MEMBACA DI NEGERI KITA

(sumber: http://4.bp.blogspot.com/)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh UNESCO menunjukkan bahwa negara indonesia merupakan negara dengan minat baca terendah di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Rendahnya minat membaca akan sangat mempengaruhi kualitas dari orang-orang nya sendiri, sebab dengan rendahnya minat baca, kita tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia. Hal ini akan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia dan rendahnya mutu sumber daya manusia. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan dan patut dijadikan renungan. Kita tahu, aktivitas membaca merupakan sesuatu hal yang sangat bermamfaat bagi seseorang.
Membaca dapat membantu untuk melatih kecerdasan seseorang. Karena ketika membaca otak kita tetap bekerja untuk mengoptimalkan fungsinya.
Rendahnya minat baca disebabkan oleh berbagai faktor. Diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya seperti intelegensi, usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, serta kebutuhan psikologis. Sementara itu faktor eksternal yang mempengaruhi minat baca diantaranya seperti belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai, status sosial, ekonomi, kelompok etnis, pengaruh teman sebaya, orang tua (keluarga), guru, televisi serta film (Prasetyono, 2008: 28).
Sebagian orang masih berpikir bahwasannya membaca merupakan hal yang membuang-buang waktu dan membosankan. Padahal faktanya, membaca dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Di zaman sekarang yang sudah serba digital, membaca tidak lagi hanya terpaku pada membaca kertas seperti buku, majalah, atau media cetak lainnya. Karena, sangat banyak informasi yang bisa kita dapatkan di dunia maya/internet atau media elektronik lainnya. Dengan semakin mudahnya kita bisa dapatkan bahan bacaan, harus nya dapat menjadi motivasi untuk kita dapat menambah minat baca kita.
Membaca penting karena dapat mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan kepercayaan diri yang berpadu dengan kerendahan hati. Membaca akan membuka peluang anda untuk menyerap sebanyak mungkin ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Membaca akan menumbuhkan kemampuan anda untuk berpikir kreatif, kritis, analitis dan imajinatif.  Membaca dapat memberikan kenikmatan tersendiri bagi jiwa. Membaca adalah sebuah wisata pikiran. Membaca juga dapat melenturkan otot-otot otak, baik bacaan ringan (seperti komik atau majalah) maupun bacaan untuk informasi. Dan menurut studi Dr. Nikolaos Scarmeas pada tahun 2001, membaca dapat membantu membangun ‘cadangan kognitif’ untuk menunda timbulnya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional.
Untuk dapat menumbuhkan minat membaca di kalangan masyarakat memang tidak mudah. Dibutuhkan berbagai macam faktor pendukung, baik faktor pendukung internal maupun faktor pendukung eksternal. Sebagai contoh, rasa ingin tahu merupakan faktor internal yang harus dimiliki seseorang untuk dapat membangkitkan minat membaca. Faktor internal lainnya seperti menanamkan prinsip hidup bahwasannya membaca merupakan kebutuhan rohani atau jiwa. Seperti pendapat salah satu ahli, menurut cicero....a room without books is like a body without a soul ."sebuah ruangan tanpa buku/jika seseorang tidak membaca bagai badan tanpa jiwa
Salah satu faktor pendukung eksternal dalam menciptakan budaya membaca adalah orang tua atau dengan kata lain, pentingnya membaca seharusnya sudah disampaikan oleh orang tua kita. Dalam hal ini, khususnya ibu yang menjadi perpustakaan pertama anak-anaknya. Ibu memiliki peran dalam mengenalkan kegiatan membaca di rumah atau dalam keluarga. Oleh karenanya keteladanan ibu dalam membaca membuat anak pun menjadi suka membaca. Anak-anak akan melihat apa yang dilakukan oleh ibunya ketimbang perkataannya. Itulah mengapa ibu sangat berperan besar dalam mengajarkan pentingnya membaca di rumah. Bila kesadaran membaca sudah tumbuh sejak masih kecil, maka akan mempengaruhi budaya membaca sang anak ketika dewasanya nanti. Faktor eksternal lainnya yaitu tersedianya bahan baca yang menarik ,berkualitas dan beragam serta kondisi lingkungan sosial yang lebih kondusif, yaitu adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
Untuk dapat meningkatkan  minat membaca, kita tidak harus membaca buku yang sangat kita senangi, karena dengan cara membaca bahan apapun, secara tidak langsung kita sedang melatih diri untuk terbiasa membaca, sehingga kita bisa senang membaca. Sebaiknya setiap keluarga berlangganan koran dan majalah. Dengan begitu akan banyak informasi didapatkan dari proses membaca. Jangan sayang untuk keluar uang sebab dari berlangganan majalah dan koran banyak informasi penting yang kita dapatkan. Oleh karenanya pemilihan majalah dan koran yang layak dibaca oleh keluarga kita harus dilakukan dengan arif bijaksana. Lihatlah majalah dan koran mana saja yang berkualitas dan sesekali ajak anak pergi ke toko buku dan perpustakaan. Dengan begitu semangat membacanya tak pernah hilang dalam diri, karena termotivasi terus setiap harinya. Membaca juga bukan hanya untuk kalangan atau orang yang status sosialnya tinggi, tetapi membaca merupakan hal yang bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat yang memiliki keinginan dan harapan untuk dapat mengubah kebiasaan buruk yaitu tidak mau membaca. Walaupun seseorang yang dikatakan status sosialnya rendah tetapi jika kita banyak membaca, maka sebetulnya kita sedang melakukan kemajuan (progress).Oleh karena itu, mari kita tingkatkan minat membaca mulai dari sekarang. Tidak ada kata terlambat. Menumbuhkan minat membaca sangat diperlukan guna untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang beradab dan maju.
 

No comments:

Post a Comment

Siap-siap CPNS Tahun 2024 segera dibuka !

Kebutuhan ASN pada tahun 2024 masih harus dipenuhi secara tepat dan riil. Tahun 2024, khususnya pemerintah memberi alokasi yang cukup besar ...